Selamat membaca
2015
semoga bermanfaat
Banner 300 x 460 widget kanan

Halaman Utama

BLOGSPOT kiri

Bersedekahlah untuk Mempercepat Rejeki dan Menjauhkan dari Bala dan Musibah

Pingin Numpak Pesawat

Sak plok'e pindhah seko ndeso nyang kutho, Suhad rejekine lancar, saiki wis dadi wong sugih, gur medhite ra ilang ilang .

"Pak awak'e dhewe ki duwit wis akeh, ningo aku  pisan ae rung tau numpak pesawat..!!" Jare Suidah bojone Suhad

"Larang..!! Rasah ae..!!" Suhad mangsuli cekak aos.

"Nganggo duwitku celengan turahan blonjo ae yo Pak...!!"

Ora sepiro suwe Suhad karo Suidah wis tekan bandara Juanda arep nyarter pesawat Heli, di temoni Risomdo pilote.

Cocok soal bayarane carter pesawat Heli, Risomdo terus ngomong.

"Numpak pesawat syarate kudu meneng Pak, nek nganti omong sak kecap ae sampean tak dendho 1 juta, rong kecap rong juta, ningo nek ora omong tak wenehi duwit 5 juta..!!" Risomdo njelaske syarate

"Cocok pak..!! Gelem aku..!!" Jare Suhad

Wong telu wis neng njeron pesawat, terus Risomdo mulai ngeburke pesawat Heli ne.

Bareng wis mabur Risomdo mulai gawe manuver, pesawate di enggok2ke ngiwo nengen ngiwo nengen, malah nganggo jungkir balik barang.

Kiro kiro sak jam heli wis ndarat..

Karo ngguya ngguyu Risomdo marani Suhad..

"Wah Pak Suhad hebat, ora ngomong blass, iki hadiahe 5 juta..!!" Risomdo omong

"Sak jane aku mau arep omong, ningo wedi di dhendho.." Jare Suhad

"Arep omong opo Pak..?" Risomdo takon

"Bojoku ceblok...!!" ...😀

Ditulis Oleh: Eko Purnomo Sedekah Untuk Hidup Yang Lebih Baik Updated at : 21:25

KETIKA ANAK BERTANYA TENTANG ALLAH  

Allah itu Siapa?
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran).
 
Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Na’uzubillaahi min dzaliik.
 
Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”
Tanya 2: “Bu, Bentuk Allah itu seperti apa?”
Tanya 3: “Bu, Kenapa kita nggak bisa lihat Allah?”
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”
Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”
 
 
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”
Jawablah:
“Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
 
Tanya 2: “Bu, bentuk Allah itu seperti apa?”
Jangan jawab begini:
“Bentuk Allah itu seperti anu...ini...atau itu...”, karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.
 
Jawablah begini:
“Adek tahu kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,...semuanya...nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
 
فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)
 
“[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS asy-Syura: 11)
 
Tanya 3: “Bu, kenapa kita nggak bisa lihat Allah?“
Jangan jawab begini:
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
 
Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Al-Hadid ayat 3:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
 
Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata senyata-nyatanya, lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.
 
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Allah. Bukankah sudah jelas dalil Surah Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi syai’un, Allah itu bukan sesuatu, tidak sama dengan sesuatu, melainkan Pencipta segala sesuatu.
 
Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al. Diri Pribadi Allah itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallaam sekali pun. Hanya Allah yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.
 
إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ (١٦) مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ (١٧)
 
“[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya.” (QS an-Najm: 16-17)
{ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}
 
Jawablah begini:
“Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris).
“Adik bisakah nampak matahari yang terang itu langsung? Tidak kan...? karena mata kita bisa jadi buta. Nah, melihat matahari saja kita tak sanggup. Jadi, bagaimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya kan?!”
 
Atau bisa juga beri jawaban:
“Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga nggak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita salat. Allah Maha Besar.”
 
Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah saya ungkap di postingan “Melihat Tuhan”.
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?
 
Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”
 
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”
Jangan jawab begini:
“Nak, Allah itu ada di atas...di langit...atau di surga atau di Arsy.”
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan di Surga, berarti lebih besar Surga daripada Allah…berarti prinsip "Allahu Akbar" itu bohong?.
 
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ‌ۚ
“Dia bersemayam di atas ’Arsy.” <– Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah...ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.
 
Juga jangan jawab begini:
“Nak, Allah itu ada di mana-mana.”
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Allah itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.
 
Jawablah begini:
“Nak, Allah itu dekat dengan kita. Allah itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.”
 
“Qalbun mukmin baitullah”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Allah.” (Hadits)
 
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.” (QS al-Baqarah: 186)
 
وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ‌ۚ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS al-Hadiid: 4)
 
وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.” (QS al-Baqarah: 115)
 
“Allah sering lho bicara sama kita...misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,...nah, itulah bisikan Allah untukmu, Sayang.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
 
وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ
“Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS al-Baqarah: 213)
 
Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Jangan jawab begini:
“Karena kalau kamu tidak menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke Neraka. Kalau kamu menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke Surga.”
 
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Allah bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka,”Masak sama Allah kayak dagang aja! Yang namanya Allah itu berarti butuh penyembahan! Allah kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, Surga, kalau nggak diturutin, Neraka!!”.
 
“Orang yang menyembah Surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah Neraka, ia takut kepada Neraka, bukan takut kepada Penciptanya.” (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani)
 
Jawablah begini:
“Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi... kalau mesti bayar, kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita. Kalau Adek nggak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru.”
(Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
 
إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam.” (QS al-Ankabut: 6)
 
Katakan juga pada anak:
“Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Allah, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?!” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
 
“Kenapa, Bu?”
 
“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Allah tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Allah selalu ada untuk kamu. Nanti, Allah juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu.”
 
Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra’ supaya nanti bisa mengaji Qur’an. Mengaji Qur’an artinya kita berbicara sama Allah. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
 
Allahu a’lam.
 
 
---------------------------------------
Sumber: Broadcast WhatsApp

Ditulis Oleh: Eko Purnomo Sedekah Untuk Hidup Yang Lebih Baik Updated at : 19:26

KISAH TRAGIS NOKIA

Ketika Nokia resmi MUNDUR dari panggung bersejarah, saat konferensi pers, CEO Nokia Jorma Ollila mengumumkan persetujuan akuisisi Microsoft terhadap Nokia, dia mengatakan kalimat terakhir:

"Kami tidak melakukan sesuatu kesalahan, tapi saya tidak tahu mengapa kami kalah".
Lalu, bersama-sama dengan puluhan eksekutif Nokia-nya tidak tahan menitikan air mata.

Nokia merupakan perusahaan yang mengagumkan, Nokia tidak melakukan sesuatu yang salah, tapi dunia berubah terlalu cepat.

Mereka TERLENA, terLEWATkan BELAJAR, terlewatkan PERUBAHAN, dan akhirnya keHILANGan kesempatan !

Juga, mereka bukan saja melewatkan kesempatan untuk membuat uang, tetapi kesempatan untuk bertahan hidup.

Jika kita "tidak berubah", maka posisi kita akan tergantikan. Jika PIKIRAN kita tidak mengikuti perkembangan zaman, bersiaplah utk segera tersingkir !

Keunggulan kemarin akan digantikan oleh tren/kecenderungan esok, tidak segera merubah cara berpikir akan mati pelan2 !

Merubah diri sendiri namanya kelahiran kembali, dirubah oleh orang lain namanya tersingkir !

Berusahalah sebaik yang kita bisa, selebihnya biar menjadi takdir atas ikhtiar kita.

Ayoo sahabat jangan malu untuk merubah haluan kita,asal itu bisa membuat kita menuju lebih baik....

Salam Hebat. Hikmah hebat dari cerita ini.
SEMANGKA Semangat Karena Allah.

Ditulis Oleh: Eko Purnomo Sedekah Untuk Hidup Yang Lebih Baik Updated at : 04:47

PANAS

Dua sahabat asal Papua, ngobrol sambil tiduran dibawah sinar bulan, di atas bukit ... ‍‌‌‌‌‍‍‌‍‌

Moshe : "Lihat.. ...!! , bulan purnama eee...bagusee."

Afles : "Kata bapa guru, Neil Amstrong su mandarat di sana..."

Moshe : "Nanti kitorang Papua..., barangkat Ke Matahari..."(Sahut Moshe tak mau kalah...).

Afles : "Mana bisa...!!!?? matahari panas..!!!"

Moshe : "Kau tak pake otak, kitorang barangkat malam toh..!!??"

Ditulis Oleh: Eko Purnomo Sedekah Untuk Hidup Yang Lebih Baik Updated at : 11:23

Renungkanlah wahai sahabat

#Teramat Menyedihkan
Ketika dirimu berjuang untuk org yg sama sekali tak memperjuangkanmu. Padahal ada yang jelas-jelas berjuang untuk kehidupanmu. Orang tua!
#Teramat Menyedihkan
Ketika kau sampai tersedu-sedu menangisi org yg sama sekali tak pantas untuk ditangisi. Sedangkan dosamu yg menggunung lupa untuk ditaubati, lupa membenahi hati.
#Teramat Menyedihkan
Ketika kau sibuk memperindah topeng hanya untuk di kenali dan mencari pujian makhluk, sementara hatimu kau biarkan lalai hingga berkarat.
#Teramat Menyedihkan
Ketika kau selalu berusaha tampil menawan untuk dia yg kau sebut si pujaan, segalanya kau perhatikan, kau rapihkan. Tapi ketika bertemu Allah dalam sholat, kau begitu seadanya, bahkan terburu-buru ingin menyelesaikannya.
#Teramat Menyedihkan
Ketika kau tak perhatikan wudhumu. Tak kau tumaninahkan shalatmu, tapi kau begitu sibuk memperhatikan kecantikan fisikmu, hanya untuk terpandang cantik oleh makhluk, dan lupa kau sedang dipandangi oleh-Nya.
#Teramat Menyedihkan,
Ketika kau lupa rakaat dalam shalat. Dalam shalat saja kau lupa bahwa kau sedang dekat dengan Allah, kemanakah perginya pikiranmu itu hingga kau melupakan-Nya di saat waktu paling dekat dengan-Nya?
#Teramat Menyedihkan
Ketika kau sebut munafik untuk mereka yang berusaha taat pada Allah, tapi kau sama sekali tak berkaca pada dirimu sendiri. Sudahkah kau taat?  

Merenunglah kembali...
Sungguh menyedihkannya diri kita ini, membiarkan hati lalai setiap hari. Tak ada jalan lain selain berusaha dekat dan mendekati Dia (Allah) lagi dan lagi.

Barakallahu fiikum
Ditulis Oleh: Eko Purnomo Sedekah Untuk Hidup Yang Lebih Baik Updated at : 05:03
Kumpul Komunitas banner 300

Pesan Mas Eko

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, Salam Sukses Dunia Menuju syurga. Pergunakanlah media sosial untuk hal yang positif berbagi kebaikan, sesuatu yg bermanfaat dan dapat memotivasi orang lain untuk berbuat kebaikan dan beramal sholeh. #SuksesDuniaAkherat
Facebook  Twitter  Google+ Instagram Linkedin Path Yahoo RSS Feed


Artikel Populer

Copy Code ini untuk Blog Anda

<!-- Start Code --><a target="_blank" href="http://ekomunikasi.blogspot.com/" title="Sedekah Untuk Hidup Yang Lebih Baik"><img alt="Eko Purnomo" src="http://3.bp.blogspot.com/-ddwd1JDQyso/UxCJjzA8e4I/AAAAAAAAAcA/FYF4-GJ6dSw/s1600/ekomunikasibanner.png" border="0" height="15" width="80" /></a><!-- End Code -->